Tidak terasa telah hampir dua bulan saya sekarang berada di
London. Banyak rekan saya di Indonesia bertanya, apakah saya sudah kangen rumah
alias homesick? Saya selalu bilang belum. Bahkan, anehnya saya merasa sangat
nyaman dan tidak asing di sini. Banyak orang mewanti-wanti akan adanya culture
shock di tempat baru; well, to be honest, di Indonesia saya malah kerap
merasakan culture stress! Mengapa saya katakan begitu? Akan saya jelaskan
berikutnya. Perlu saya sampaikan bahwa saya tidak sedang menjadi seorang yang
tidak cinta tanah air, tetapi saya ingin memberikan gambaran fakta yang mana
perlu kita jadikan bahan evaluasi diri agar menjadi bangsa yang lebih baik ke
depannya. Banyak alasan yang membuat saya merasa sangat nyaman di London, saya
pun tidak bisa mengelaborasinya secara jelas, tapi saya merasakannya! Berikut saya
sampaikan salah satu di antaranya, yaitu tentang efektivitas. Alasan-alasan
lain akan saya elaborasi di post terpisah di lain kesempatan ketika saya dapat
inspirasi lagi ya :)
Orang-orang di sini suka bekerja efektif. Berikut adalah contoh
riil yang saya alami. Saya memiliki dua orang supervisor yang mana salah satunya
adalah kepala departemen yang sangat-sangat sibuk, sebut saja Prof A. Beliau
memiliki sekretaris pribadi yang selalu mengatur jadwal beliau. Di tengah
kesibukan mereka, saya dan kedua supervisor saya menyetujui untuk mengadakan
regular joint meeting setiap satu kali dalam sebulan yang tanggal dan waktunya
disesuaikan. Dikarenakan Prof A sangat sibuk, saya disarankan untuk mencari
waktu kosong Prof A terlebih dahulu baru mencocokkannya dengan jadwal
supervisor saya yang satu lagi, sebut saja Dr B, yang tidak sesibuk Prof A. Saya
lantas menyampaikan hal tersebut dengan sekretaris Prof A untuk mencarikan saya
tanggal di setiap bulannya untuk regular joint meeting tersebut. Karena saya
tidak ingin merepotkan sang sekretaris yang pastinya sudah sangat sibuk, saya
menawarkan diri bahwa setelah dia memberikan beberapa pilihan tanggal kosong
Prof A, saya akan menghubungi Dr B untuk mencari tanggal yang pas untuk
keduanya lalu barulah saya mengkonfirmasi tanggal tersebut ke sekretaris Prof A
untuk mem-booking tanggal dan waktu tersebut untuk meeting kami. Luar biasa,
sang sekretaris mengatakan bahwa dia saja yang akan mem-propose tanggal kosong
Prof A ke Dr B dan setelah dia mendapatkan tanggal pasti di mana keduanya dapat
hadir, barulah dia tinggal memberikan tanggal tersebut ke saya. Dia berkata
bahwa percuma saja jika dia memberikan saya tanggal Prof A dan saya harus repot
bolak balik ke Dr B lalu ke dia lagi untuk konfirmasi. Wow! Suatu inisiatif
yang tidak saya ekspektasi sebelumnya sama sekali! Yah saya tahu bahwa itu
merupakan hal yang lebih efektif, namun tentu saya tidak ingin lancang
menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut karena akan menambah beban kerjanya
dengan harus mengkonfirmasi tanggal ke Dr B juga, kan dia adalah sekretaris
Prof A. Saya sangat suka pola berpikir sang sekretaris! Yang penting efektif,
tidak perlu merepotkan banyak pihak.
Saya membayangkan dan teringat betapa parahnya sikap para
petugas administratif di berbagai institusi di Indonesia! Yah saya yakin kalian
semua pasti pernah mengalami sistem birokrasi yang berliku-liku dan rumit. Saya
sering sekali geleng-geleng kepala dan mengelus dada jika melihat efektivitas
dan produktivitas para pekerja itu. Banyak sekali waktu dan sumber daya yang
terbuang sia-sia, yang mana sebenarnya pekerjaan mudah dapat diselesaikan dalam
waktu singkat namun berakhir pelik karena tidak adanya kepedulian satu sama
lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Berapa dari kalian yang pernah merasa
di-pingpong oleh petugas-petugas birokrasi itu dan kalian harus bolak-balik
tidak karuan padahal jika mereka bisa berkomunikasi internal, semua hal
tersebut tidak harus terjadi? Para petugas masing-masing divisi pasti biasanya
akan hanya peduli dengan pekerjaannya sendiri, dan tidak peduli dengan
efektivitas secara holistik. Bayangkan jika sekretaris Prof A tadi jika
kondisinya di Indonesia, hampir pasti dia tidak akan mau jika harus disuruh mengkonfirmasi
juga ke Dr B baru memberi tahu saya tanggalnya, boro-boro inisiatif menawarkan
diri.
Kejadian seperti ini tidak hanya
terjadi sekali seperti ini, namun pernah juga di lain kasus yang akan terlalu
panjang jika saya ceritakan kembali. Saya rasa dari penjelasan di atas kalian
sudah mendapatkan esensi efektivitas dan produktivitas yang saya maksud. Akhir
kata, saya adalah orang yang cinta bekerja efektif. Saya tidak tahan (bahkan
dengan diri sendiri) jika saya tidak efektif, baik dalam hal sekecil apapun. Semoga Indonesia perlahan dapat berubah ke arah yang lebih baik, saya melihat ada harapan dengan beberapa pemimpin kita saat ini :)
No comments:
Post a Comment