Monday, July 4, 2011

Pertemanan Harus Ada yang Memupuk

Halo readers...kali ini saya akan membahas tentang pertemanan atau persahabatan yang tanpa kita sadari semakin mengendur. Saya menulis hal ini terinspirasi dari pengalaman pribadi, hehehe....

Saat ini saya sedang menjalani liburan kenaikan tingkat dan banyak sekali waktu kosong, sangat kontras dengan keseharian saya saat sedang menjalani perkuliahan di mana kesibukan diskusi, kuliah, praktikum, tugas, belajar, ujian, organisasi, dll semua saling berkejaran dengan waktu. Ketika kepenatan kuliah sedang melanda, tentu saja liburan sehari dua hari seperti weekend merupakan hal yang dinanti-nanti, apalagi liburan panjang seperti ini.
Di sela-sela kesibukan seperti itu, sudah tidak ada waktu banyak untuk saling menyapa teman di chat, apalagi janjian bertemu untuk bercengkerama. Ketidaksinkronan jadwal kesibukan pun menjadi kendala, sehingga sangat sulit untuk tetap keep contact secara intensif dengan teman lama.

Namun saat liburan ini saya merasa sangat bosan, mungkin karena telah terbiasa hidup hectic...hehe
Ada yang lain rasanya, saya merasa kesepian, merasa tak banyak teman yang menghubungi saya, dan ternyata saya pun sendiri sudah lama dan banyak tidak menghubungi teman saya. Apa yang telah terjadi?

Faktor kesibukan masing2 lah yang kerap kali menjadi kendala utama dalam pertemanan, namun rupanya selain itu, saya juga menyadari faktor penyebab lainnya, yaitu adanya rasa rendah diri atau tidak enakan atau negative thinking. Apa maksudnya? Saya yakin, banyak dari kita yang pernah mengalaminya. Ketika kita sedang sedikit lengang, kita kadang kala merasa tidak enakan untuk menghubungi teman2 kita, baik itu hanya sekedar mengatakan "halo". Di saat kita sibuk, kita tidak punya waktu untuk menyapa, tetapi di saat kita lowong pun kita tidak juga menyapa. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi hal itu, bisa saja kita gengsi untuk menyapa dulu atau kita merasa tidak enakan mengganggu dia karena ia terlihat sibuk sekali. Kita terlalu takut bahwa keramahan kita akan ditolak dan tak berbalas. Kadang kala kita berpikir "Toh dia ga pernah nyari-nyari saya lagi, berarti dia sendiri yang sudah melupakan saya dan merasa tidak butuh lagi, untuk apa saya mencari-cari dia?" Padahal, teman kita itu bisa saja berpikiran hal yang sama. Jadilah hubungan kita dengan teman menjadi meregang karena tidak ada yang berani menyapa duluan.

Jujur saya adalah tipe orang yang tidak rajin menyapa, namun saya merasa itu salah. Tidak masalah siapa yang menyapa duluan, toh setelah menyapa maka teman kita itu pun akan merasa senang dan dihargai. Meskipun ia sedang sibuk saat itu, ia tentu tetap merasa mendapat perhatian, dan besar kemungkinannya ia akan balik menyapa kita duluan di saat ia lengang. Rasa nyaman sebagai teman/sahabat perlu diciptakan dan tentu saja dipupuk secara periodik agar tidak pudar.

Mungkin bagi sebagian orang hal tersebut tidak berlaku, karena mereka memang orang yang selalu rajin menyapa dan tidak peduli betapapun ia sering dicuekin atau benar-benar dianggap mengganggu....hehehe
Seni berhubungan dengan sesama manusia memang unik dan tidak bisa disamakan antara satu dengan yang lainnya. Namun dengan banyak berinteraksi dengan berbagai jenis orang, lama kelamaan insting kecerdasan interpersonal kita pun akan semakin terasah dan kita akan dapat berhubungan baik dengan siapapun =)

No comments: